Sebagai salah satu museum di Bandung, Museum Konferensi Asia Afrika yang sudah menginjak usia 40 tahun tepat pada tanggal 24 April 2020 lalu masih tetap memegang teguh komitmen pada visi mereka untuk melestarikan berbagai nilai juang Konferensi Asia Afrika atau KAA yang terlahir dari peristiwa KAA 1955.
Sejarah Museum Konferensi Asia Afrika
Di bawah naungan Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Museum KAA berdiri atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja selaku Menteri Luar Negeri serta diresmikan Presiden Republik Indonesia Soeharto bertepatan dengan puncak peringatan 25 tahun KAA tanggal 24 April 1980 silam.
Prof. Mochtar Kusumaatmadja menyatakan alasan ingin mendirikan Museum KAA adalah karena banyak kepala negara Asia Afrika yang mengungkapkan keinginan dan niat mereka untuk melihat serta mengunjungi tempat lahirnya deklarasi Dasa Sila Bandung yang sekaligus merupakan bukti nyata bersejarah bagi kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia Afrika.
Profil Museum Konferensi Asia Afrika
Dengan konsep bangunan Art Deco, kamu bakal menemukan bangunan marmer super yang mengkilap dari Italia disertai kayu Cikenhout dan penerangan Lampu Kristal bias dengan cahaya gemerlap.
1. Di Rancang oleh Arsitek Luar Negeri
Museum KAA sendiri merupakan proyek dari PT. Decenta Bandung, hasil rancangan dua arsitek Belanda, Van Galen Last dan C. O. Wolf Schoomaker. Berdampingan dengan tempat sidang utama atau Gedung Merdeka, Museum KAA pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan Societeit Concordia.
Kamu bisa mengunjungi Museum KAA pukul 08.00 sampai 16.00 tiap hari Selasa hingga Kamis, 14.00 sampai 16.00 tiap hari Jumat, 09.00 sampai 16.00 tiap hari Sabtu dan Minggu sementara untuk hari Senin dan hari libur nasional tutup.
2. Melihat Gedung Merdeka
Salah satu spot yang menarik buat kamu kunjungi adalah Gedung Merdeka yang merupakan tempat delegasi 29 negara berkoferensi guna menyatakan perdamaian dunia. Ruangan tersebut berisi beberapa kursi merah bersandaran tangan kayu yang pernah diduduki para delegasi, podium dan panggung dipenuhi bendera berbagai negara dari Asia dan Afrika lengkap dengan gong perdamaian Asia Afrika 2015 terpajang di sudut kanan panggungnya. Kamu bakal merasa berada dalam ruangan saat KAA 2015 tersebut berlangsung.
3. Membaca Buku di Perpustakaan
Lalu ngapain di Museum KAA? Apa hanya menikmati uraian sejarah saat konferensi tersebut berlangsung? Tentu saja tidak, kamu juga bisa membaca berbagai buku yang tersedia di perpustakaan yang buka sejak jam 08.00 sampai 16.00 tiap hari Senin hingga Kamis, 14.00 sampai 16.00 tiap hari Jumat, 09.00 sampai 16.00 tiap hari Sabtu dan Minggu, tapi jangan mengunjunginya saat hari libur nasional ya, karena perpustakaan tutup di hari itu.
Program Museum Konferensi Asia Afrika
Jangan lupa mengikuti berbagai program Museum KAA seperti Komunitas Sahabat Museum KAA yang resmi ada tanggal 11 Februari 2011 lalu. Mengapa? Karena sejak itu Museum KAA dikenal sebagai pelopor dalam mengimplementasi konsep participatory publik di Indonesia lho.
Selain itu program Museum KAA lainnya yang bisa kamu ikuti adalah layanan bimbingan serta edukasi berbasis konsep partisipasi publik, termasuk layanan menginformasikan sejarah Konferensi Asia Afrika. Beberapa diantaranya adalah :
- Program Museum Keliling
- Pameran Temporer
- Peringatan Ulang Tahun Konferensi Asia Afrika 1955
- Peringatan Hari Museum Internasional
- Tadarusan Buku Asian-African Reading Club
- Event Management Sahabat Museum KAA
- Bincang Sore Jamuan Teh Petang bersama komunitas
- Pemutaran disertai Diskusi Film Bioscoop Concordia – Layar Kita serta Program Kerelawanan tiap April dalam Peringatan KAA.
Banyak bukan programnya? Jadi dijamin kamu tidak bakal rugi kalau mengunjungi Museum KAA dan mengikuti berbagai program itu. Selain menambah ilmu terkait Konferensi Asia Afrika, kamu juga bisa menambah teman dan sahabat lho melalui komunitas itu.
Penghargaan yang Diraih Museum Konferensi Asia Afrika
Alasan lain kamu mesti kunjungi Museum KAA adalah banyaknya penghargaan yang sudah diraih museum itu, berikutini adalah list yang sudah di raih oleh salah satu tempat wisata di Bandung ini.
- Friendly Museum yang diraih tahun 2014
- Fun Museum tahun 2015
- Museum Terbaik di Tingkat Kementerian atau Lembaga atau BUMN atau TNI yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 2015
- Museum Peduli Bahasa yang diberikan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat tahun 2016
- Fun Museum tahun 2017
- TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik dan TOP 40 Inovasi Pelayanan Publik Jarum Pentul
- Jadi Relawan Museum Itu Penting dan Gaul yang diberikan Kemenpan RB di tahun 2018
- Wilayah Bebas dari Korupsi yang diberikan Kemenpan RB di tahun 2019 lalu.
Lokasi dan Harga Tiket Masuk Museum Konferensi Asia Afrika
Kamu bisa temukan Museum KAA di Jalan Asia Afrika No. 65, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Bandung, Jawa Barat 40111. Jika masih bingung, silahkan ikuti panduan Google Maps ya.
1. Harga Tiket Masuk Museum Asia Afrika
Harga tiket masuk Museum Konferensi Asia Afrika Bandung adalah gratis alias bebas tidak perlu membayar. Tapi kalau kamu ada kepentingan tertentu yang sifatnya komersial seperti misalnya pengambilan gambar untuk foto prewedding atau film sinetron maka ada biaya yang mesti dibayar ya.
2. Tempat Wisata Terdekat Museum Asia Afrika
Selain itu saat ke Bandung jangan lupa kunjungi juga Museum Sri Baduga, Museum Gedung Sate dan Museum Geologi Bandung. Tidak ada salahnya bukan menambah ilmu pengetahuan kamu di berbagai museum tersebut.