Observatorium bosscha yang dikenal sebagai tempat peneropongan bintang paling tua di Indonesia. Dulu nama tempat ini adalah Bosscha Sterrenwacht yang dipimpin oleh orang Belanda. Nah, lokasinya yaitu berada di daerah Lembang, Jawa Barat yaitu sekitar 15 km di bagian utara kota Bandung. Mengunjungi tempat ini tentunya dapat dilakukan sebagai sarana untuk berwisata dan belajar seperti di Museum Geologi Bandung.
Tidak hanya itu, ternyata observatorium bosscha juga dijadikan sebagai tempat penelitian para ilmuan di bidang astronomi. Ketika Anda mengunjunginya maka bisa melihat keindahan pemandangan luar angkasa yang sangatlah indah. Namun, para pengunjung tidak bisa setiap saat mengunjunginya jadi harus cek jadwal kunjungan bosscha 2019 terlebih dahulu karena hanya membuka jadwal 4 kali dalam satu bulan.
Tentunya, ketika mengunjungi observatorium Bosscha maka akan sangat membantu Anda untuk melihat pemandangan luar angkasa kemudian bisa juga mengambil foto di antara alat-alat peneropongan yang juga sangat menarik. Dengan begitu maka Anda bisa menjadikan observatorium bosscha menjadi tempat wajib dikunjungi saat berlibur ke Lembang, Bandung.
Daftar Isi Artikel
Apa yang Menarik di Observatrium Bosscha? Ini Dia Penjelasannya
Ketahuilah, tempat wisata di bandung yang satu ini memiliki daya tarik sendiri dari berbagai benda yang ada di dalamnya, apabila Anda belum mengetahuinya maka simak penjelasannya dalam uraian list di bawah ini.
1. Teleskop Zeiss
Ketahuilah bahwa teleskop zeiss merupakan salah satu alat yang digunakan untuk meneropong benda di angkasa. Nah, ketika mengunjungi observatorium bosscha pastinya Anda akan melihat sebesar apa teleskop tersebut dengan bentuknya yang berbeda dengan teleskop yang lainnya. Namun, pengunjung tidak dapat menggunakannya untuk meneropong hanya saja diberitahu cara kerja dari teleskop zeiss tersebut.
Apabila Anda tidak dapat menggunakan teropong zeiss untuk melihat benda angkasa maka tak perlu khawatir tentunya Anda dapat melihat benda-benda astronmi di ruang multimedia untuk menerpong langsung dengan menggunakan teleskop bamberg dan portable.
Apabila cuaca mendukung maka aktivitas tersebut dapat dilakukan di malam hari dengan kapasitas orang berjumlah 180 setiap malamnya. Nah, pengunjung harus mendaftar dan membayarnya terlebih dahulu dengan biaya Rp. 20.000,00 per orang.
2. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss
Teleskop refraktor dengan memiliki dua lensa teleskop dan satu finder yang memiliki fokus panjang hingga 11 meter. Perlu diketahui bahwa teleskop yang satu ini digunakan untuk berbagai penelitian astronomi yaitu untuk mengetahui orbit bintang ganda visual.
Selain itu, teleskop refraktor juga dapat digunakan untuk mengamati gerak bintang dalam gugusannya. Jadi, bisa digunakan untuk mengamati komet dan planet-planet secara kontinu melakukan pengamatan spektrum bintang-bintang. Ketika Anda jalan jalan ke bosscha maka akan bisa menambah ilmu mengenai alat-alat astronomi yang bertoknologi canggih. Bahkan, juga bisa mengetahui cara menggunakannya.
3. Teleskop Schmidt Bima Sakti
Berikutnya juga terdapat teleskop schmidt bima sakti dengan sistem optik kamera Schmidt yang memiliki diameter lensa koreksi 51 cm, kemudian diameter cermin 71 cm, dan juga panjang fokus 127 cm. Nah, teleskop yang satu ini digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mengamati asteroid, mempelajari spektrum bintang, dan supernova. Tak heran apabila sekarang masih banyak peneliti yang menggunakan teleskop bima sakti untuk melakukan berbagai penelitian benda-benda di angkasa.
4. Teleskop Refraktor Bamberg
Bamberg menjadi terepong jenis refraktor yang memiliki diameter lensa 37 cm dengan panjang fokus 7 m. Teropong ini berada pada sebuah gedung setengah silinder dengan atap yang dapat bergerak dengan bergeser maju-mundur untuk membuka atau menutup ruangan tersebut.
Jangkauan teleskop dapat digunakan untuk pengamatan benda langit yang memiliki jarak zenit 60 derajat. Diperkirakan untuk melihat benda langit sekitar 30 derajat lebih tinggi. Pada tahun 1929 teleskop ini digerakkan dengan sistem bandul gravitasi yang dapat mengatur kecepatan teleskop bergerak mengikuti bintang sesuai dengan kecepatan rotasi bumi.
Teleskop ini sudah dilengkapi dengan detektor modern yang menggunakan kamera CCD yang digunakan untuk fotometri gerhana bintang, mengetahui terang bintang, menentukan skala jarak, pengamatan matahari, mengukur, dan mengamati citra kawah bulan. Pengamatan teleskop refraktor ini dengan fotoelektrik-fotometer untuk mendapatkan skala terang bintang dengan intensitas cahaya listrik.
5. Teleskop Cassegrain GOTO
Teleskop Goto memiliki jenis reflektor Cassegrain yang memiliki diameter cermin utama 45 cm. Nah, untuk cermin utama berbentuk parabola dengan panjang fokus 1,8 m ditambah cermin sekunder berbentuk hiperbola dengan panjang fokus 5,4 m. Teleskop GOTO merupakan bantuan dari kementrian luar negeri Jepang pada tahun 1989.
Dengan adanya teleskop ini, objek dapat diamati dengan memasukkan data posisi objek kemudian hasil pengamatan akan dimasukkan ke dalam media penyimpanan secara langsung. Teropong GOTO dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang dengan pengamatan spektrum bintang yang juga dilengkapi dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer.
6. Teleskop Refraktor Unitron
Teleskop Unitron merupakan teropong refraktor dengan lensa objektif yang berdiameter 102 mm yang memiliki panjang fokus 1500 mm. Nah, teropong unitron diinstalasi pada mounting zeiss yang asli dengan sistem gravitasi. Dilihat dari ukurannya, teropong unitron dapat digunakan untuk mengati bulan dan matahari. Dengan ukuran yang kecil dan ringan, teropong unitron sangat mudah untuk dibawa kemana-mana. Nah, teropong ini sudah bebrapa kali digunakan untuk mengamati gerhana matahari total.
Banyak mahasiswa yang melakukan penelitian dengan menggunakan teleskop refraktor unitron. Bagi Anda yang ingin melakukan penelitian dunia astronomi maka sebaiknya bisa melakukannya dengan mengunjungi observatorium bosscha dengan melakukan perijinan terlebih dahulu pastinya.
7. Teleskop Surya
Teleskop Surya atau teleskop Matahari terdiri dari 3 buah teleskop Coronado yang memiliki 3 filter yang berbeda. Nah, teleskop surya merupakan sumbangan dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan, Belanda. Tentunya manfaatnya sangat banyak untuk dijadikan sebagai alat penelitian.
Perlu diketahui bahwa teleskop ini bisa Anda gunakan ketika mengunjungi observatorium bosscha pada siang hari. Jika tidak diijinkan untuk menggunakannya maka Anda hanya bisa mengetahui cara menggunakannya saja.
8. Teleskop Radio 2,3m
Teleskop radio Bosscha 2,3 m menjadi instrumen radio jenis Small Radio Telescope yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack. Ketahuilah bahwa teleskop radio 2,3 bekerja dengan panjang gelombang 21 cm yang memiliki rentang frekuensi sekitar 1400-1440 MHz.
Dalam rentang frekuensi 1400-1440 MHz terdapat garis hidrogen, netral yang bisa digunakan untuk pengamatan objek bima sakti atau objek jauh lainnya seperti ekstragalaksi berupa kuasar. Anda dapat menentukan sendiri target pengamatan dari penggunaan teleskop radio 2,3 m.
Berapa Jumlah Maksimum Pengunjung Obsrvatorium Bosscha?
Menjadi tempat pusat penelitian penting ternyata Observatorium Bosscha membatasi jumlah pengunjung setiap harinya, 200 orang. Hal tersebut bertujuan agar tidak mengganggu proses pengamatan antariksa. Observatorium Bosscha buka untuk umum pada hari Sabtu, sedangkan untuk Selasa dan Jumat untuk kunjungan sekolah dan instansi. Untuk harga tiket masuk observarorium bosscha yaitu sangatlah terjangkau Rp. 7.500,00. Tempat ini juga sangat cocok di jadikan tempat wisata anak di Bandung.